Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 27 September 2021 | 23:19 WIB
Pesawat Citilink tujuan Batam mendarat darurat di Palembang. (Foto: ist/Batamnews)

SuaraBatam.id - Pengamat Penerbangan Alvin Lie menyayangkan anak-anak duduk di sekitar  pintu emergency Citilink QG 944.  Bangku sekitar pintu darurat harus diisi oleh orang dewasa agar bisa menarik tuas pintu darurat pesawat. Sebab bobot jendela darurat 25 kg ketika dilepas.

Sebelumnya, Pesawat Citilink mendarat darurat di Palembang karena anak kecil buka pintu darurat. Pesawat Citilink itu tujuan Batam dari Jakarta.

Pesawat Citilik dengan nomor penerbangan QQ 944 itu mendarat darurat di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Senin (27/9/2021) sore.

"Maskapai tentunya tidak sembarang mengizinkan orang untuk duduk di lokasi yang dimaksud. Ada kriteria khusus, apabila memang penumpang yang duduk di sana pindah, seharusnya mendapat peringatan dari kru kabin," kata Alvin Lie saat dihubungi Suara.com, Senin (27/9/2021) malam.

Baca Juga: Pesawat Citilink Mendarat Darurat di Palembang, Angkasa Pura: Lampu Indikator Diperbaiki

Hanya saja, pilihan pendaratan darurat Citilink saat itu merupakan tindakan tepat dalam upaya pencegahan kecelakaan lalu lintas udara.

Alvin Lie mendapatkan informasi jika anak kecil itu bukan menarik tuas pintu darurat, melainkan cover pelindung tuas pintu darurat pesawat.

"Tapi berdasarkan informasi yang saya dapat dari beberapa sumber, menuturkan bahwa dalam peristiwa ini bukan tuas yang ditarik, melainkan cover pelindung tuas pintu darurat di pesawat tersebut," jelasnya.

Walau hanya berupa plastik pelindung, namun tindakan tersebut memang akan mengaktifkan sensor kedaruratan.

Namun demikian, dari pengamatannya pihak maskapai ataupun pengawas penerbangan juga harus memperhatikan beberapa poin mengenai tindakan pengawasan di dalam kabin.

Baca Juga: Bermain di Sungai Musi, Dua Bocah Perempuan Tenggelam

Salah satunya adalah keberadaan kru kabin, yang pada saat kejadian tersebut biasanya masih aktif dalam melakukan pengawasan kepada penumpang, atau melakukan aktifitas jual beli, atau memberikan konsumsi pada penumpang.

"Pesawat diketahui take off jam 15.35 wib, dan waktu kejadian berjarak sekitar 30 menit. Dalam rentang waktu itu, biasanya para kru kabin masih aktif berkeliling. Baik itu menjual souvenir, atau memberikan konsumsi pada penumpang, sembari mengawasi," paparnya.

Banyak yang tidur

Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk membagikan kisahnya saat naik pesawat Citilink itu. Pendaratan darurat ini dilakukan karena ulah bocah yang menarik tuas pintu darurat sehingga lampu emergency menyala.

Jadi Rajagukguk yang kebetulan berada di pesawat tersebut mengatakan, pesawat mendarat darurat di tengah perjalanan ke Batam. Pada saat kejadian, pesawat baru mendarat sekitar 1 jam.

“Posisi saya duduk di kursi nomor dua, tiba-tiba saya dikejutkan dua pramugari lari ke belakang ke arah pintu emergency. Saya noleh ke belakang, saya melihat salah satu pramugari menutup kembali cover tuas emergency, karena saya lihat cover tuas emergency itu hampir terbuka,” ujarnya ketika dihubungi Batamnews.

Melansir batamnews.co.id - jaringan Suara.com, Jadi menanyakan perihal kejadian tersebut pada pramugari.

“Dia membelakangi pintu emergency tempat duduknya, anak-anak umur kurang lebih 6 tahun,” ucapnya.

Namun kata Jadi, pada saat kejadian tidak ada kepanikan. Hal itu dikarenakan lebih banyak penumpang yang tertidur dan tidak menyadari kejadian tersebut.

“Karena banyak yang tidur dan kedua tidak diberitahu yang sebenarnya oleh pramugari,” kata Jadi.

Kontributor : Partahi Fernando W. Sirait

Load More