SuaraBatam.id - China dituduh ingin meniru Taliban dalam memperlakukan Taiwan, sebut Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu pada Sabtu (21/8/2021).
Ia juga menegaskan, meski taiwan diklaim China sebagai wilayahnya yang berdaulat namun ia memastikan Taiwan tidak ingin menjadi subyek komunisme atau kejahatan kemanusiaan.
Kejatuhan pemerintah Afghanistan yang didukung AS dalam waktu singkat keTaliban telah membuat sejumlah pihak mempertanyakan apakah mereka bisa mengalami nasib yang sama dengan invasi China.
Media pemerintah China mengatakan apa yang terjadi di Kabul menunjukkan kepada Taiwan bahwa mereka tak bisa mempercayai Washington.
Baca Juga: 26 WNI Berhasil Dievakuasi dari Afghanistan, Begini Kondisinya
Menteri Wu berterima kasih atas tanggapan Departemen Luar Negeri AS yang meminta China untuk berhenti menekan pulau itu, karena dia sebut mengangkat harapan dan kepentingan terbaik rakyat Taiwan.
"Termasuk demokrasi & kebebasan dari komunisme, otoritarianisme & kejahatan terhadap kemanusiaan," cuit Wu.
"China bermimpi meniru Taliban, tapi biarkan saya berterus terang: Kami punya kemauan & sarana untuk membela diri," sambung Wu, dikutip Reuters via Antara.
Hingga kini, Beijing bsama sekali belum menanggapi panggilan untuk dimintai komentarnya di luar hari kerja.
China bermaksud membangun hubungan dengan Taliban, meskipun masih mengkhawatirkan dampaknya terhadap kemungkinan munculnya kelompok pemberontak di Xinjiang.
Baca Juga: Menlu Retno: Membawa WNA dalam Misi Evakuasi dari Afghanistan Kewajiban Kemanusiaan
Hingga kini, Afghanistan telah menjadi isu terkini yang diperdebatkan oleh Taiwan dan China.
Taiwan telah mengeluhkan tekanan militer dan diplomatik China yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk latihan perang di dekat negara pulau itu, yang memicu kekhawatiran AS dan negara Barat lainnya.
Taiwan adalah negara demokrasi yang rakyatnya telah menunjukkan sedikit minat untuk diperintah oleh pemerintah China yang otokratis.
Beijing sebelumnya mengungkapkan kemarahan mereka dengan dukungan AS kepada Taiwan, termasuk penjualan senjata, meski pemerintah Taipei tak punya hubungan diplomatik dengan Washington.
Berita Terkait
-
Profil Branko Ivankovic: Pelatih China yang Hampir Dipecat Gara-gara Indonesia
-
Donald Trump Minta AS Keluar dari WHO, Apa Alasannya?
-
Donald Trump: Saya Ingin Dikenang Sebagai Pembawa Perdamaian, Bukan Pejuang Perang
-
Dalam Pidato Pelantikan, Trump: Amerika Hanya Akui Pria dan Wanita, Hentikan Rekayasa Sosial di AS
-
Gempa Bumi 6,0 Magnitudo Mengguncang Taiwan Dini Hari, Belum Ada Laporan Korban Jiwa
Tag
Terpopuler
- Lex Wu Tanggapi Pembelaan Deddy Corbuzier Soal MBG: Dulu Loe Bukan...
- Ditegur Warga LA Tak Punya Empati Ngonten di Lokasi Kebakaran, Uya Kuya: Kami Diizinkan FBI
- Pemain Keturunan Pamit dari Timnas Indonesia U-20: Karena Konflik Kepentingan, Saya Tidak Melanjutkan
- Coach Justin Nasihati Nova Arianto seusai Timnya Dibantai 0-13 oleh Timnas Indonesia U-17
- Thom Haye Bakal Dilatih Patrick Kluivert: Sangat Gila Saya Mikir...
Pilihan
-
Bukan Senior, Striker Keturunan Bongkar PSSI Ingin Dia Tampil di Timnas U-23!
-
Pasien RSJD Solo yang Kabur Ditemukan di Jembatan Jokowi Sragen, Ini Kondisinya
-
Pengakuan Robin Mirisola Striker Rp14 M yang Diincar Juventus, Benarkah Punya Darah Indonesia?
-
Perusahaan Penguasa HGB Pagar Laut Tangerang: 100 Persen Milik Aguan dan Ilegal
-
Pecah Rekor, Harga Emas Antam Tembus Paling Tinggi Hari Ini
Terkini
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI
-
BRI Menjamin Keamanan Data dan Dana, Transaksi Tetap Normal
-
Natal Romantis di Batam? Ada Paket Lengkap di Hotel Santika!