
SuaraBatam.id - Mantan Perdana Menteri Malaysia yang juga pendiri Partai Pejuang Mahathir, Dr Mahathir Mohamad mengaku khawatir dengan perkembangan kasus harian COVID-19 di Malaysia yang sudah mencapai 23.000 kasus.
"Majalah Economist melaporkan bahwa Malaysia adalah negara yang terburuk sekali di dunia dalam mengawal wabah COVID-19. Malaysia dikatakan negara worst performer. dibanding negara lain di dunia," kata dia melalui laman blog, dikutip dari Antara, Sabtu (21/8/2021).
Hingga kini, Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan sebanyak 233 orang telah meninggal dunia dan beberapa lagi telah bunuh diri.
"Tekanan jiwa yang dipikul oleh semua rakyat amatlah berat. Banyak yang kehilangan ahli keluarga, kanak-kanak yang kehilangan ibu bapak, yang dengan tiba-tiba jadi yatim piatu, kehilangan pimpinan rumah tangga, kehilangan kawan dan keluarga," katanya pula.
Baca Juga: Data Satgas: Lebih dari 30,75 Penduduk Indonesia Sudah Disuntik Vaksin COVID-19 Lengkap
"Banyak orang yang ingin menyumbang tenaga dan kepakaran mereka untuk menghalang perkembangan wabah ini, meminta supaya mereka diberi pengakuan oleh pemerintah, tetapi ditolak. Mereka sanggup bekerja secara sukarela," katanya.
Kalangan itu terdiri dari pakar pengobatan, ekonomi, sosiologi, dan lain-lain. Mereka mempunyai pengalaman menangani krisis. Mereka bisa membantu dalam usaha melawan wabah seperti ini.
"Sekarang kita ada pemerintah yang baru yang mungkin sibuk dengan urusan lain. Sebaliknya wabah ini memerlukan pelbagai tindakan segera," sambung dia.
Apabila lembaga yang mereka bentuk diletakkan di bawah pemerintah, ujar dia, politik akan mengganggu tindakan mereka, sehingga lebih baik jika mereka dilantik dan diletakkan di bawah kuasa Yang Di-Pertuan Agong.
Ia juga mengaku khawatir wabah ini akan melanda negara dan ratusan yang akan meninggal dunia dan ekonomi tidak bisa pulih serta penderitaan orang banyak akan meningkat.
Baca Juga: Tambah 969 Pasien, Positif Covid-19 di Jakarta Capai 844.339
"Percayalah wabah ini tidak mudah dikawal. Wabah ini tidak akan pergi dengan sendirinya. Di waktu ini keadaan sudah jadi amat serius. Ia bisa jadi lebih serius dalam waktu yang terdekat," katanya lagi.
Mahathir mendesak agar perlu bertindak pada waktu sekarang ini.
"Janganlah utamakan politik dan undang-undang sekali pun. Sebenarnya inilah waktu darurat karena tindakan luar biasa perlu diambil. Kita tidak boleh menunggu pemerintah disusun sebelum bertindak," kata dia pula.
Berita Terkait
-
Update Covid-19 Global: India Izinkan Penggunaan Vaksin DNA Pertama di Dunia
-
Buruan Daftar! Ini Info dan Jadwal Vaksinasi Massal di Kabupaten Banjarnegara
-
Minat Vaksin Covid-19 di Menteng Tinggi, Tidar Tambah Dosis Dua Kali Lipat
-
Waduh! 3.000 Kartu Vaksinasi Palsu Asal China Beredar di Amerika Serikat
-
Innalillahi, Kasus Kematian akibat COVID-19 di Kota Cirebon Naik
Terpopuler
- Serie A Boy: Joey Pelupessy Keceplosan Ungkap Klub Baru Jay Idzes?
- Honda GL Max Lahir Kembali untuk Jadi Motor Pekerja, Harga Setara CB150 Verza
- Visa Furoda Tak Terbit, Ivan Gunawan Tetap Santai Bagi-bagi Makanan di Madinah
- 5 Moisturizer Lokal Terbaik 2025, Anti Mahal Kualitas Setara Brand Internasional
- 7 Mobil Bekas Senyaman Innova: Murah tapi Nggak Pasaran, Mulai Rp70 Jutaan, Lengkap dengan Pajak
Pilihan
-
Terbukti! Viral Video Dedi Mulyadi Peringatkan Tambang Batu 3 Tahun Lalu, Kini Longsor Telan Korban
-
Pendidikan Wamenaker Immanuel Ebenezer, Pernyataannya Sering Tuai Kontroversi: Terbaru, Pecat HRD!
-
9 Mobil Bekas Murah Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta, Kabin Nyaman Muat 8 Penumpang
-
7 Rekomendasi HP Murah untuk Anak Sekolah, RAM Besar Punya Spek Mewah
-
4 Rekomendasi Paket Skincare Terbaik, Kombinasi Perawatan Kulit Maksimal
Terkini
-
Bocah di Batam Dianiaya Ayah Tiri, Ditemukan Terlantar di Rumah Sakit
-
ASN Tewas Usai Kencan 'Panas' dengan Wanita Muda di Hotel Karimun
-
9 WNA Dideportasi Imigrasi Batam gegara Salahgunakan Izin Tinggal
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!