SuaraBatam.id - Kota Tanjungpinang mengalami kelangkaan ikan karena nelayan tradisional Kabupaten Bintan kesulitan melaut di musim angin selatan.
Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Kabupaten Bintan Buyung Adly, di Bintan, Jumat, mengatakan, nelayan tradisional tidak dapat berlayar ke perairan Natuna, Kepulauan Anambas dan Kalimantan sejak dua pekan lalu lantaran angin kencang.
Kapasitas kapal-kapal yang digunakan nelayan tradisional maksimal hanya 5 GT sehingga hanya mampu mengarungi perairan di sekitar Bintan. Hasil melaut pun relatif sedikit sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar di Tanjungpinang.
"Yang bisa melaut ke Natuna, Anambas, Kalimantan dan perairan lainnya yang banyak ikan itu hanya kapal besar. Bintan ada sejumlah pengusaha yang memiliki kapal besar, namun kualitas ikan yang didapat itu untuk kebutuhan pasar internasional dengan harga yang tinggi," katanya.
Baca Juga: Ngeri! PA 212 Sebut Aksi Bikini Dinar Candy Bisa Undang Murka Allah
Selain persoalan kapasitas kapal yang kecil dan musim angin selatan, Buyung juga menyinggung kebijakan PPKM Darurat, yang diberlakukan di perbatasan Tanjungpinang dan Bintan. Nelayan Bintan yang membawa ikan hasil tangkapannya dengan menggunakan kendaraan roda dua beberapa kali ditolak masuk ke Tanjungpinang lantaran belum divaksin.
Kondisi itu membuat nelayan pasrah, dan menjual ikan-ikan itu dengan harga yang relatif murah kepada pedagang di Bintan.
"Pelonggaran PPKM setelah PPKM Darurat dan PPKM IV tidak membuat nelayan bersemangat kembali menjual hasil tangkapan ikannya di Tanjungpinang," ucapnya.
Salah seorang pedagang ikan di Tanjungpinang, Bobby, mengatakan sejak dua pekan terakhir ikan yang dijualnya hanya sedikit, dengan harga yang cukup mahal.
"Biasanya belasan jenis ikan dengan berat ratusan kilogram kami jual, tetapi sejak dua pekan terakhir ini kami hanya menjual sekitar lima jenis ikan," tutur dia kepada Antara.
Baca Juga: Jelang 1 Suro, Petilasan Prabu Sri Aji Joyoboyo Ditutup untuk Sementara
Kelangkaan ikan juga mempengaruhi penjualan ikan bakar di sejumlah restoran di Tanjungpinang. Sejumlah restoran "seafood" justru menjual ikan air tawar yang dibakar karena ikan air laut seperti kkan lebam, selar, bulat dan ikan putih langka.
Berita Terkait
-
Petani dan Nelayan Kontributor Pembangunan, Ombudsman: Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Sangat Penting
-
NasDem Dukung Kebijakan Prabowo Menghapus Kredit Macet Pelaku UMKM, Petani, dan Nelayan
-
Peringatan BMKG, Indonesia Diancam Cuaca Ekstrem dan Bencana Hidrometeorologi
-
Dampak La Nina: Ancaman Banjir dan Longsor Mengintai Indonesia
-
Curah Hujan Meningkat, ASDP Ingatkan Penumpang Kapal Penyeberangan Waspada Cuaca Ekstrem
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Paser: Polda Kaltim Buru Pelaku, JATAM Desak Cabut Izin PT MCM
-
276 Kegiatan Kampanye Tercatat di Kaltim, Reses DPRD Jadi Sorotan Bawaslu
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
Terkini
-
Ibu di Batam Aniaya Anak Kandung Pakai Rantai Besi, Berawal dari Hal Sepele Ini
-
Progres Konstruksi Container Yard Batuampar, Green Port Pertama Segera Hadir di Batam
-
Berapa Harga Airpods Pro Asli Gen 2? Inilah Keunggulannya
-
16 Atlet Muaythai Batam Bertarung di Vitka Gym, Ajang Pemanasan Menuju Porkot 2024
-
Melestarikan Mangrove, Mengangkat Ekonomi: Perjuangan Gari di Kampung Tua Bakau Serip, Desa Binaan Astra