SuaraBatam.id - Komite Olimpiade Internasional (IOC) tengah menyelidiki sikap yang dilakukan atlet AS Raven Saunders saat peraih medali perak tolak peluru itu mengangkat tangannya dalam tanda X di atas kepalanya saat di podium, yang dinilai berpotensi melanggar aturan.
Juru bicara IOC Mark Adams kepada Reuters menyebut, saat ini sudah berkomunikasi dengan World Athletics, badan pengatur internasional untuk olahraga tersebut, dan Komite Olimpiade dan Paralimpiade Amerika Serikat.
Untuk diketahui, IOC bulan lalu melonggarkan aturan Rule 50, yang melarang atlet melakukan protes. Namun, saat ini mereka mungkin membuat gerakan di lapangan, asalkan tidak mengganggu jalannya pertandingan dan tetap menghormati sesama kompetitor.
Meski demikian, ancaman sanksi tetap ada jika ada protes yang dilakukan di podium saat upacara penyerahan medali.
Saunders membuat gerakan di podium setelah mengambil medali Olimpiade perdananya, Minggu.
"Biarkan mereka mencoba dan mengambil medali ini," kata Saunders dalam unggahan media sosial Minggu malam.
"Saya berlari melintasi perbatasan meskipun saya tidak bisa berenang," tulisnya di Twitter, mengakhiri posting dengan emoji wajah dengan air mata tawa.
Isyaratnya tersebut untuk mendukung mereka yang tertindas, yang dia tunjukkan dengan mencuitkan ulang artikel di mana dia menjelaskan arti dari tanda X tersebut.
"Ini persimpangan di mana semua orang yang tertindas bertemu," kata Saunders seperti dikutip dalam artikel tersebut.
Baca Juga: Momen Novak Djokovic Banting Raket sampai Remuk Usai Kalah di Olimpiade 2020
Saunders berharap dapat terus menginspirasi dan memotivasi komunitas LGBTQ, Afrika Amerika, orang kulit hitam di seluruh dunia, dan mereka yang berjuang dengan kesehatan mental.
Sebelumnya, ia juga berbicara soal kesehatan mental yang dialaminya, juga mengungkapkan bahwa dia menderita serangan depresi.
Olimpiade Tokyo menjadi saksi dari sejumlah protes, termasuk kapten tim hoki putri Jerman yang mengenakan ban lengan dalam warna pelangi dalam solidaritas dengan komunitas LGBTQ selama pertandingan tim.
Tim sepak bola putri Australia membentangkan bendera Aborigin, yang merupakan penduduk asli Australia, sebelum pertandingan pembukaan mereka, dan beberapa tim putri lainnya berlutut sebagai tanda menentang ketidaksetaraan rasial.
Pesenam Kosta Rika Luciana Alvarado mengangkat kepalan tangan sambil berlutut saat pertandingan, untuk mendukung kesetaraan ras.
Berita Terkait
-
Harapan Melati Daeva Oktavianti: Tokyo 2020 Jadi Langkah Awal Menuju Olimpiade Berikutnya
-
Toyota e-Palette, Sarana Antar-Jemput Atlet Paralimpiade dan Olimpiade Tokyo 2020
-
Sedang Berlangsung, Berikut Link Live Streaming Greysia/Apriyani vs Chen/Jia
-
Link Streaming Gratis Final Badminton Ganda Putri Olimpiade 2020 Indonesia vs China
-
Kritik Pelatih di Medsos, Sprinter Belarusia Dipulangkan Paksa sebelum Tanding
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Angkat Kearifan Lokal, Menu MBG di Kepri Pakai Makanan Tradisional
-
Operasi Zebra 2025 di Kepri Optimalkan ETLE, Berikut Deretan Lokasinya
-
Update Harga Emas Antam Hari Ini, Turun Menjadi Rp2,322 Juta per Gram
-
Pencuri yang Beraksi di 50 Lokasi Dibekuk
-
Adu Kuat Dua Nama Menuju Kursi Ketua DPC NasDem Batam