Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Senin, 05 Juli 2021 | 17:50 WIB
Seorang balita tengah mengikuti swab test di Puskesmas Jayagiri, Lembang, Bandung Barat pada Kamis (1/7/2021). Sebelumnya di Puskesmas ini, diteukan balita yang positif virus Corona varian Delta. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

SuaraBatam.id - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia Aman Bhakti Pulungan tidak bisa menahan kesedihannya saat hadir dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI.

Ia menyoroti tingginya kematian anak yang menjadi pasien Covid-19. Dengan kesedihan mendalam, ia menyampaikan data dari IDAI yang mengungkapkan kasus testing Covid-19 yang terjadi tak merata.

"Kami mau menangis jadinya," kata Aman, Senin (5/7/2021).

"Covid-19 ini testingnya tidak merata. Dan anak jarang ditesting. Kasus anak yang meninggal ini terjadi karena terlambat testing," sambung Aman, melansir Batamnews --jaringan Suara.com.

Baca Juga: Rumah Sakit Penuh, di Gunungkidul Banyak Pasien Covid-19 yang Meninggal Saat Isoman

Berdasarkan data dari IDAI, dari seluruh anak-anak yang meninggal 50 persen diantaranya adalah balita. Sebagian lagi lahri saat wabah Covid-19 melanda Indonesia.

"Yang meninggal balita 50%. Kebanyakan lahir saat pandemi. Menangis kita lihat ini. Ini anak siapa, ini anak Indonesia. Anak-cucu kita," ungkap Aman.

Hingga 5 Juli 2021, data IDAI terungkap 140.877 kasus Covid-19 pada anak dengan konfirmasi meninggal hingga 556 anak.

Ia juga mewanti-wanti adanya potensi  disrupsi layanan kesehatan bagi anak karena semua RS menangani Covid-19.

"Imunisasi terganggu juga. Kesehatan anak ini bisa tidak terpantau semua menangani covid-19," ujar dia.

Baca Juga: Kewalahan Lonjakan Pasien Covid-19, RS Saiful Anwar Malang Buka Lowongan Relawan Nakes

Load More