Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 27 Mei 2021 | 08:55 WIB
Fase gerhana bulan total terlihat di Pagermaneuh, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (27/5/2021). [Antara/Raisan Al Farisi]

SuaraBatam.id - Penceramah sekaligus Pengasuh pondok pesantren Refah Islami Sidayu Gresik, Ustadz Farid Dhofir mengingatkan agar masyarakat banyak istighfar dalam khotbah usai pelaksanaan salat gerhana di Masjid Namira di Tikung pada Rabu malam.

"Semakin mendekati hari akhir, intensitas gerhana bulan dan matahari meningkat," kata Ustadz Farid.

Bahkan, lebih jauh, nenek moyang terdahulu mempercayai banyaknya ritual yang dilakukan saat terjadi gerharan bulan.

"Pemahaman orang dahulu, gerhana terjadi karena matahari atau bulan dimakan naga atau butho," jelas Ustaz Farid, melansir Terkini.id (jaringan Suara.com)

Baca Juga: Berkaitan Gerhana Bulan Total, Warga Pesisir Jakarta Diminta Waspada Banjir Rob

"Namun, nabi kita Muhammad sallallahu alaihi wasallam mengajarkan untuk salat jika terjadi gerhana bulan dan matahari," sambungnya.

Ia berharap umat muslim untuk lebih cermat dalam membaca tanda kebesaran Allah agar meningkatkan ketakwaan. Jamaah salat gerhana tersebut lantas ditutup dengan doa bersama.

Dikabarkan sebelumnya, Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amir mengimbau agar pelaksanaan salat gerhana diadakan oleh seluruh umat Islam di Indonesia.

Umat Islam di Indonesia juga disarankan agar memperbanyak doa dan istighfar serta bersedekah dalam kesempatan ini.

Kamaruddin menjelaskan bahwa salat gerhana bisa dilakukan usai pelaksanaan salat maghrib di daerah masing-masing.

Baca Juga: Mengamati Gerhana Bulan Total Dari Kawasan Wisata Lembang

“Mempertimbangkan waktu terbit bulan di masing-masing daerah, maka salat Gerhana bisa dilakukan pada rentang setelah shalat maghrib sampai selesai gerhana,” ujar Kamaruddin.

Load More