
SuaraBatam.id - Kapal militer China mengklaim temukan kawah misterius di lokasi karamnya KRI Nanggala-402, tepatnya di sebelah utara Bali.
Kawah misterius tersebut diduga merupakan lokasi tenggelamnya badan tekan (pressure hull) kapal selam milik TNI Angkatan Laut (AL) tersebut.
Lokasi kawah misterius yang ditemukan kapal China Tan Suo-2 itu berada di kedalaman 839 meter, dengan diameter sekitar 38 meter dengan kedalaman kawah 10-15 meter.
Menanggapi hal ini, pakar Geofisika Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Mahmud Mustain berpendapat, adanya banyak faktor dari fenomena ini.
Salah satunya yakni cekungan di kedalaman laut yang tidak lain adalah permukaan yang mengalami penurunan muka tanah. Hal itu disebabkan oleh aktivitas dan eksplorasi tambang minyak dan gas bumi.
"Di wilayah yang bawahnya banyak disedot minyak kemudian [bisa] terjadi penurunan permukaan," kata Mustain, Rabu (19/5/2021).
Ia melanjutkan, permukaan tersebut bisa amblas karena material, minyak dan gas yang disedot oleh aktivitas tambang.
Sementara dugaan lainnya, kawah tersebut bisa saja diakibatkan oleh aktivitas vulkanik gunung berapi di sekitarnya. Hal itu bisa terjadi saat letusan bertahun-tahun lampau.
Meski demikian fenomena itu sangatlah jarang terjadi. Maka perlu pembuktian, penelitian dan observasi lebih detail terkait temuan kawah di dasar laut tersebut.
Baca Juga: Polisi, Tentara dan Dukcapil Razia KTP di Pelabuhan Benoa Bali
"(Magma) mencari daerah yang lemah. Ketika tidak mampu menembus ke atas dia akan mencari [celah] sekitarnya sehingga di situlah (dasar laut) akan terjadi tembusan panas dalam bumi. Mungkin saja terjadi, tapi tidak umum," ujar dia, melansir Batamnews (jaringan Suara.com).
Disampaikan pula oleh Pakar Geologi Pusat Studi Bencana ITS, Amien Widodo, kemungkinan munculnya kawah di perairan utara Bali sangatlah kecil karena bukan jalur magma.
"Kemungkinan itu kawah sangat kecil, kalau aktivitas gunung berapi sudah muncul di Gunung Agung, atau Gunung Batur, di sebelah utaranya sudah nggak keluar lagi, jalur magmanya tidak ada di situ," kata Amien.
"Itu istilahnya palung atau cekungan, jadi bukan kawah. daerah itu, Bali dan Lombok, itu lewatnya arus Pasifik menuju ke Samudera Hindia, kecepatan arusnya tinggi, karena tinggi maka permukaannya mengalami erosi, mengalami cekungan," ujarnya lagi.
Berita Terkait
-
Kapal China Gagal Angkat Anjungan KRI Nanggala-402, Tali Slingnya Putus
-
Potongan KRI Nanggala Belum Diangkat, Ada 3 Bagian di Dasar Laut Bali
-
Pressure Hold KRI Nanggala Masih Hilang di Laut Bali
-
Kapal China Temukan Serpihan KRI Nanggala di Laut Bali
-
Tradisi Terbangkan Balon Udara di Siak, Tahun Ini Ada Bentuk Nanggala 402
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Semangat Kemerdekaan, BRI Peduli Gelar Literasi untuk Anak Negeri
-
Daftar Harga Produk Tecnifibre Terbaru 2025
-
BFF 2025 Hadirkan Kolaborasi Fashion, Kecantikan, dan Fragrance untuk Dorong Ekonomi Kreatif
-
BRI Buka BFLP 2025, Peluang Emas Tingkatkan Karier Sesuai Passion
-
Ribuan Pekerja Migran Hadiri Peresmian BRI Taipei sebagai Mitra Finansial Tanah Air