Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 14 Mei 2021 | 09:00 WIB
Bendera Israel. (Shutterstock)

SuaraBatam.id - Tepat hari ini, 14 Mei, 73 tahun lalu, Kepala Badan Yahudi, David Ben-Gurion mengumumkan pendirian negara Israel, sekaligus pendirian negara Yahudi di dunia setelah 2.000 tahun.

David Ben-Gurion kemudian menjadi perdana menteri pertama negara yang didirikan di atas tanah negara Palestina tersebut.

Sebelum menjadikan Palestina sebagai tanah berdirinya negara Yahudi, umat Yahudi awalnya ingin mendirikan di Argentina atau Ethiopia atau Uganda.

Namun, lantaran didasari sejarah panjang yang menurut klaim pendahulu Yahudi bahwa negara Palestina adalah tanah leluhur Israel atau Erest Israel, mereka lantas memulai gerakan zionisme politis atas tanah itu guna mendirikan negara mereka.

Baca Juga: Sheikh Jarrah dan Konflik Berdarah Terbaru Israel - Palestina

Disaat yang sama, terjadi perang antara bangsa Arab dan Yahudi usai penarikan pasukan Inggris.

Peperangan ini melibatkan Mesir, Transyordan, Suriah, Libanon, dan Irak menyerbu. Meski ada pemadam listrik di Tel Aviv dan kekhawatiran invasi Arab, orang-orang Yahudi dengan gembira merayakan kelahiran negara baru mereka. Terlebih hal ini didukung Amerika Serikat.

Dalam penelitian yang dilakukan Andi Satrianingsih dan Zaenal Abidin dari Universitas Muhammadiyah Makassar menjelaskan, Israel memiliki kaitan erat dengan gerakan Zionisme yang didirikan pada akhir abad ke-19 di Rusia.

Negara Israel pertama kali dicetuskan oleh jurnalis Yahudi-Austria Theodor Herzl pada 1896. Menurutnya pembentukan negara Yahudi adalah satu-satunya cara untuk melindungi orang Yahudi dari anti-Semitisme.

Liga Bangsa-bangsa juga kian mendukung bangsa Yahudi usai menyetujui Mandat Inggris atas Palestina sebagai "negara orang Yahudi".

Baca Juga: Via Vallen Kenang Momen Mencekam di Palestina: Setiap Malam Dengar Tembakan

Puncaknya pada 14 Mei 1948, Israel memproklamasikan kemerdekaannya dan ini segera diikuti oleh peperangan dengan negara-negara Arab di sekitarnya yang menolak rencana tersebut.

Israel melakukan perlawanan dibantu dengan negara pendukung mereka. Tepat pada 14 Mei 1948, orang-orang Yahudi telah mendapatkan kendali penuh atas bagian Palestina yang dialokasikan oleh AS dan juga beberapa wilayah Arab.

Selama konflik Arab-Israel ketiga atau Perang Enam Hari 1967, Israel mulai merebut tanah-tanah milik negara tetangga, diantaranya dari Yordania, Mesir, dan Suriah Kota Tua Yerusalem, Semenanjung Sinai, Jalur Gaza, Tepi Gaza, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan.

Pada 1979, Israel dan Mesir menandatangani perjanjian perdamaian bersejarah di mana Israel mengembalikan Sinai dengan imbalan pengakuan dan perdamaian Mesir.

Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) kemudian menandatangani perjanjian perdamaian besar pada tahun 1993 meski akhirnya proses perdamaian Israel-Palestina terbukti hanya mimpi belaka.

Pertempuran antara Israel dan Palestina kembali meletus pada tahun 2000. Bahkan hingga kini kedua negara belum juga menemukan titik temu perdamaian.

Meski sudah memiliki tanah yang luas, PM Israel, Benjamin Netanyahu telah berulang kali menyampaikan keinginannya untuk menjajah tepi barat dan menjadikannya bagian dari Israel. Ia yakin AS akan mendukung hal itu.

Tak lama setelahnya, Duta Besar AS untuk Israel David Friedman mengatakan, AS secara resmi mendukung rencana Israel usai negara itu memenuhi syarat.

Load More