Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Jum'at, 07 Mei 2021 | 15:25 WIB
Ilustrasi uang. (Pixabay/stevepb)

SuaraBatam.id - Dana stimulus atau bantuan yang diberikan pemerintah dikucurkan agar membantu masyarakat saat wabah virus corona menyerang.

Namun, apa jadinya jika dana bantuan tersebut justru dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk hal yang tidak bermanfaat seperti membuat patung?

Hal itulah yang memuat warga di Kota Noto, Prefektur Ishikawa berang lantaran Pemerintah Kota setempat justru menggunakan dana stimulus Covid-19 dari pusat untuk membangun patung cumi-cumi raksasa.

Belum lama ini, Kota tersebut mendapatkan bantuan 800 juta Yen atau sekira Rp 104 miliar lebih dari pemerintah pusat yang merupakan dana bantuan untuk membantu ekonomi lokal dari wabah corona.

Baca Juga: Penumpang Non-Mudik Diberangkatkan dari Terminal Kalideres, Ini Syaratnya

Melansir Japan Times, dari jumlah tersebut, sekira Rp 3,2 milyar lebih malah digunakan Pemkot untuk membiayai pembangunan patung cumi-cumi raksasa. Ditambah Rp3,9 milyar untuk menghias sekitar spot patung tersebut.

Hingga saat ini, Jepang masih terus berjuang menghadapi gelombang keempat infeksi virus corona. Pemerintah dan Kabinet menyetujui paket stimulus 708 miliar USD pada bulan Desember untuk membantu ekonomi pulih dari kemerosotan yang disebabkan pandemi.

Untuk diketahui, cumi-cumi jadi makanan khas dari Noto, pemerintah setempat lantas mengklaim kepada media lokal bahwa pembangunan patung itu sebagai strategi jangka panjang dari sektor pariwisata.

Namun, saat dimintai keterangan dari media kenamaan Reuters, Pemerintah Kota Noto menolak memberi penjelasan lebih lanjut.

Meski demikian, stimulan tersebut tidak secara khusus dialokasikan untuk perawatan pasien terkonfirmasi virus corona. Sementara kasus Covid-19 di Prefektur Ishikawa tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bagian lain Jepang

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Situasi Darurat di Jepang Jelang Olimpiade Tokyo

Namun, beberapa orang turun ke Twitter untuk mempertanyakan apakah dana tersebut seharusnya digunakan untuk tujuan lain.

“Tidak peduli bagaimana kamu melihatnya, Hal ini salah. Mereka harus mengembalikan uang itu,” kata salah satu warganet di Twitter. [Batamnews]

Load More