Scroll untuk membaca artikel
M Nurhadi
Kamis, 25 Maret 2021 | 14:50 WIB
Arrow, drone tempur supersonic yang dikembangkan Kelley Aerospace, perusahaan asal Singapura. [Dok Kelley Aerospace]

SuaraBatam.id - Baru-baru ini, Indonesia melalui Menteri Pertahanan, PRabowo Subianto santer berencana membeli 15 pesawat tempur berjenis Eurofighter Typoon dari Austria.

Rencana ini banyak mendapatkan penolakan dari banyak pihak. Pasalnya, pesawat tempur Eurofighter Typhoon itu tidaklah baru melaikan bekas dari Austria.

Saat Indonesia berencana membeli pesawat tempur bekas, negara tetangga Singapura justru merancang sebuah pesawat tanpa awak dengan teknologi masa depan.

Sebuah perusahaan yang berbasis di Singapura, Kelley Aerospace, saat ini tengah merancang pesawat tanpa awak (drone) tempur supersonik yang berfungsi bagian dari pertahanan masa depan.

Baca Juga: Terdeteksi Bakteri Salmonella, Singapura Tarik Kembali Telur dari Malaysia

Drone yang dinamai Arrow ini dirancang mampu membawa bom dengan kecepatan terbang melebihi kecepatan suara, dengan kecepatan hingga Mach 2.1, atau 2.572 km / jam.

Rancangan drone yang terbuat dari serat karbon ini diluncurkan Kelley Aerospace pada 25 Februari 2021 lalu. Dengan ekcepatan tersebut, drone itu diklaim memiliki akurasi tinggi.

Selain itu, saat dibutuhkan, drone itu bisa melakukan "kamikaze" alias mengorbankan diri mereka menjadi umpan rudal musuh demi melindungi jet atau pesawa berawak.

Kepala perusahaan, Avraham Kelley menyebut, Tidak hanya mampu bertempu melawan pesawat atau angkatan udara, Arrow juga dilengkapi perlengkapan tempur anti artileri darat, piranti misi pencarian dan penyelamatan dan lain sebagainya.

Dilansir Batamnews (jaringan Suara.com) dari Channel News Asia, Arrow juga dapat diluncurkan secara mandiri dan dikendalikan dari jarak jauh oleh dua personel di lapangan.

Baca Juga: Didugat Rp 500 Miliar Perusahaan SIngapura, Ini Harta Keturunan Pak Harto

“UCAV Arrow ini, yang menyertai pesawat berawak dalam sebuah misi, dapat bertindak sebagai umpan untuk misil permukaan-ke-udara yang mematikan, melibatkan pejuang musuh, mengganggu komunikasi dan radar musuh, dan mencari serta menghancurkan target musuh atau situs rudal permukaan-ke-udara," kata Kelley.

Drone tempur supersonic ini juga dapat digunakan dalam formasi terkoordinasi atau dalam tim yang dapat mengimbangi kemungkinan kegagalan sehingga mendukung keberhasilan misi dengan tinggi.

Bahkan, Kelley mengatakan, Arrow dapat membawa rudal dan tangki bahan bakar eksternal serta pod untuk navigasi atau peperangan elektronik. 

Pesawat ini dapat lepas landas hingga 16.800 kg peralatan internal dan eksternal termasuk bahan bakar, dan dapat terbang lebih dari 4.000 km sebelum perlu mengisi bahan bakar.

"Muatannya tergantung pada kisaran yang ingin Anda capai," katanya.

Untuk mengoperasikan Arrow, biaya yang dibutuhkan berkisar antara US $ 9 juta hingga US $ 16 juta (S $ 12,1 juta hingga S $ 21,5 juta) tergantung pada aplikasi dan wilayah.

Biaya tersebut dinilai cukup murah dibandingkan dengan operasi artileri pesawat penuh. Saat ini, Kelly mengklaim, perusahaan telah menerima pre-order sebanyak 100 unit.

Load More