
SuaraBatam.id - Tidak adanya penyaluran jalur penyaluran yang tepat disebut pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori jadi sebab Perum Bulog kesulitasn meski stok masih sangat banyak.
"Penyaluran outlet yang pasti tidak ada, ini kan perjudiannya semakin besar. Itu potensi untuk tidak terurus semakin besar," kata Khudori, Kamis (18/3/2021).
Ia melanjutkan, Bulog saat ini seperti kehilangan pasar setelah pemerintah pada 2017 mengubah kebijakan bantuan dalam bentuk beras yang bernama raskin dan rastra menjadi bantuan tunai.
Padahal, ia mengatakan, tiap tahun Bulog senantiasa bertugas menyerap beras dari petani lokal untuk menjaga pasokan dan stabilitas beras.
Baca Juga: Tegas, Kementan Tak Setuju Ide Airlangga Soal Impor Beras
Kondisi Bulog yang memiliki stok beras berlimpah ini menyebabkan mau tidak mau harus menumpuk stok beras di gudang. Meski stok berlimpah, isu impor beras yang berhembus belakangan membuat sebagian pihak geram.
"Bulog itu menyerap beras produksi domestik dalam jumlah kecil, karena sepertinya tidak ingin berjudi. Kalau beras dalam jumlah banyak, terus outlet penyalurannya semakin kecil, bahkan tidak ada, dia harus bertarung dengan pelaku usaha yang lain," ujarnya.
Berkaitan dengan rencana pemerintah impor beras, Khudori menyebut, belum ada izin dari pemerintah secara resmi. Selain itu, impor beras ideal dilakukan Agustus-September setelah musim panen raya.
"Impor itu keputusannya bisa dibuat di Agustus atau September karena pada saat itu kita akan tahu kira-kira produksi kita bagus atau tidak, cukup atau tidak. Padi itu ada tiga siklus, siklus pertama itu panen raya. Panen raya itu terjadi antara Februari sampai Mei," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku kesulitan menyalurkan beras yang ada di gudang karena ketiadaan pasar sebesar 2,6 juta ton beras per tahun setelah adanya program Bantuan Pangan Non Tunai (BNPT).
Baca Juga: Duh! PPKM Sebabkan Pengiriman Tembakau dari Magelang jadi Terlambat
Kondisi itu yang membuat Bulog masih berpikir ulang untuk melaksanakan penugasan impor beras, terlebih saat ini hampir memasuki masa panen raya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Serapan Bulog Jatim Tembus 300 Ribu Ton Setara Beras
-
Perkuat Ketahanan Pangan Nasional, Perum Bulog Siap Dukung Koperasi Merah Putih
-
Belum Butuh Impor, RI Justru Akan Kebanjiran Stok Beras dari Panen Raya
-
Prabowo: Petani Indonesia Harus Makmur, Punya Rumah dan Mobil Bagus
-
Prabowo Beri Restu RI Ekspor Beras ke Sejumlah Negara
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- Dosen Asal Semarang Tewas Bersimbah Darah di Kamar Kos Sleman, Ini Kata Polisi
- Rekomendasi Mobil Suzuki Bekas Rp100 Jutaan: Ini Pilihan Terbaik dengan Spesifikasi dan Pajak Ringan
- Kapan Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan Jakarta 2025? Cek Jadwal dan Syaratnya
- Pemprov Kalbar Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Ini Syarat dan Ketentuannya
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi Pelembap untuk Remaja, Aman dengan Harga Terjangkau
-
Harga Emas Antam Berbalik Meroket Jadi Rp1.986.000/Gram Hari Ini
-
5 Pilihan Sunscreen untuk Kulit Berminyak, Aman Tak Menyumbat Pori-pori
-
Jadi Tersangka Pemalsuan Dokumen, Pengacara Ini Batal Ikut Gugat Ijazah Jokowi
Terkini
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!
-
Mantri Perempuan BRI Ini Refleksikan Semangat Kartini: Tanpa Lelah Berdayakan Pengusaha Mikro
-
Rayakan Hari Kartini, BRI Perkuat Komitmen pada Kesetaraan Gender, Berdayakan Kaum Perempuan
-
BRI Dukung Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Tembus Pasar Global