Scroll untuk membaca artikel
Bangun Santoso
Senin, 01 Maret 2021 | 08:19 WIB
Sebagai ilustrasi: Seorang siswa mengenakan masker saat berjalan menyusuri jembatan, di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (23/9). [ANTARA FOTO/Mushaful Imam]

SuaraBatam.id - Kabut asap mulai terlihat menyelimuti hampir seluruh wilayah di Kabupaten Kepulauan Meranti pada Minggu (28/2/2021) pagi. Kabut asap ini disinyalir dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Kabut asap mulai terlihat tebal sejak pukul 06.00 WIB. Sejauh ini kondisi tersebut belum berpengaruh kepada aktivitas masyarakat.

Dilansir dari Batamnews.co.id (jaringan Suara.com), Kepala Seksi Karhutla dan Kecelakaan, BPBD Kepulauan Meranti, Ekaliptus mengatakan, kabut asap yang menyelimuti Pulau Tebingtinggi khususnya di Kota Selatpanjang dan beberapa pulau lainnya diakibatkan kebakaran yang terjadi di Pulau Rangsang.

Menurutnya, kabut asap ini terjadi karena arah angin yang berhembus ke wilayah perkotaan. Namun kondisi itu diprediksi tidak berlangsung lama.

Baca Juga: Siak Diselimuti Kabut Asap Tipis dalam Dua Hari, Alat ISPU Rusak

"Kabut asap ini terjadi akibat karhutla yang terjadi di Pulau Rangsang, ada enam desa yang mengalami kebakaran disana. Sementara angin utara yang berhembus kencang membawa asap menyelimuti beberapa pulau. Dan kebakaran di Kampung Balak tentunya akan membawa kabut asap ke Kabupaten Pelalawan," kata Ekaliptus, Minggu (28/2/2021).

Untuk luas kebakaran, pihaknya belum menghitung secara keseluruhan karena saat ini sedang fokus melakukan upaya pemadaman.

"Kebakaran di Rangsang belum padam, namun di Pulau Tebingtinggi tepatnya di Desa Tanjung Peranap api kembali membara dan kami menggeser sebagai anggota disana," ujar Eka.

Potensi kebakaran di Kepulauan Meranti cukup tinggi lantaran wilayah tersebut tidak lagi diguyur hujan dalam sebulan terakhir.

"Memasuki musim kemarau ini mengakibatkan lahan dan hutan menjadi kering ditambah angin cukup kencang sehingga, rawan terjadi kebakaran. Maka dari itu, siapapun warga agar tidak melakukan aktivitas yang bisa memicu kebakaran hutan dan lahan," imbuhnya.

Baca Juga: Siak Mulai Diselimuti Kabut Asap? Begini Penjelasan Pemkab

Polisi Buru Pelaku Karhutla

Sementara itu, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Eko Wimpiyanto Hardjito mengatakan, akan menindak tegas para pelaku pembakaran hutan dan lahan di kabupaten berjulukan 'Tanah Jantan' itu

"Jangan bakar lahan dan hutan jika tidak ingin berurusan dengan pihak berwajib," tegas Eko, Minggu (28/2/2021).

Ia siap memproses sesuai hukum yang berlaku pelaku pembakaran hutan dan lahan.

Penegasan Kapolres tersebut terkait dengan terpantaunya beberapa titik api di Kepulauan Meranti.

Titik api tersebut muncul diduga akibat indikasi pembakaran hutan dan lahan yang dilakukan oknum warga memasuki musim kering.

"Kita tidak main-main soal kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Siapapun pelakunya bila terbukti membakar hutan dan lahan pada musim kemarau akan kita proses sesuai hukum yang berlaku," katanya.

Menurutnya, dampak karhutla sangat merugikan, baik terhadap lingkungan, kesehatan, dan perekonomian.

Eko menjelaskan, pada Sabtu 27 Februari 2021, titik api terpantau di tujuh desa wilayah Pulau Rangsang. Yakni, Desa Tenggayun Raya, Desa Sungai Gayung Kiri, Desa Citra Damai, Desa Sungai Tanjung Gemuk, Desa Sendaur, Desa Tanah Merah, dan Desa Tanjung Kedabu.

Tim gabungan terdiri dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Masyarakat Peduli Api (MPA) dan masyarakat setempat pun berjibaku memadamkan api.

"Saat ini personel gabungan masih standby di TKP dan melakukan upaya pendinginan. TKP juga sudah dipasang police line," jelasnya.

Load More