SuaraBatam.id - Mitigasi IDI kembali menyampaikan data terbaru tenaga medis yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia sejak Maret 2020 lalu hingga Januari 2021.
Data tersebut dari Tim Mitigasi IDI dari Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Perastuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (PATELKI), dan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) itu menunjukkan ratusan tenaga medis wafat akibat wabah.
Total ada 647 petugas kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid, dengan rincian 289 dokter (16 guru besar) dan 27 dokter gigi (3 guru besar), 221 perawat, 84 bidan, 11 apoteker, 15 tenaga laboratorium.
Dokter yang wafat terdiri dari 161 dokter umum (4 guru besar), dan 123 dokter spesialis (12 guru besar), serta 5 residen, yang keseluruhannya berasal dari 26 IDI Wilayah (provinsi) dan 116 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Baca Juga: Nakes di Pontianak Tak Perlu Tunggu SMS untuk Vaksinasi Covid-19
Data Tenaga Kesehatan Wafat Menurut Provinsi
Jawa Timur: 56 dokter, 6 dokter gigi, 89 perawat, 4 tenaga lab medik, 33 bidan. DKI Jakarta: 43 dokter, 10 dokter gigi, 25 perawat, 2 apoteker, 3 tenaga lab medik, 7 bidan.
Jawa Tengah: 41 dokter, 2 dokter gigi, 27 perawat, 3 tenaga lab medik,2 bidan. Jawa Barat: 33 dokter, 4 dokter gigi, 27 perawat, 6 apoteker, 1 tenaga lab medik, 13 bidan
Sumatra Utara: 26 dokter, 1 dokter gigi, 3 perawat, 9 bidan. Sulawesi Selatan: 18 dokter, 7 perawat, 4 bidan. Banten 12 dokter, 2 perawat, 4 bidan, Bali 6 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik.
Aceh 6 dokter, 2 perawat, 1 tenaga lab medik, 1 bidan. Kalimantan Timur 6 dokter dan 4 perawat. DI Yogyakarta 6 dokter, 2 perawat, 3 bidan. Riau 6 dokter, 2 perawat, 1 bidan.
Baca Juga: Innalillahi! KPK Kembali Berduka, Satu Pegawainya Meninggal karena Corona
Kalimantan Selatan 5 dokter, 1 dokter gigi, dan 6 perawat. Sulawesi Utara 5 dokter, 1 perawat, 1 bidan. Sumatra Selatan 4 dokter, 1 dokter gigi, 5 perawat. Kepulauan Riau 3 dokter dan 2 perawat.
Nusa Tenggara Barat 2 dokter, 1 perawat, 1 tenaga lab medik, 1 bidan. Bengkulu 2 dokter, 2 bidan. Sumatra Barat 1 dokter, 1 dokter gigi, dan 2 perawat.
Kalimantan Tengah 1 dokter, 2 perawat, 1 apoteker, 2 bidan. Lampung 1 dokter dan 2 perawat. Maluku Utara 1 dokter dan 1 perawat. Sulawesi Tenggara 1 dokter, 2 dokter gigi, 1 perawat. Sulawesi Tengah 1 dokter, 1 perawat. Papua Barat 1 dokter. Bangka Belitung 1 dokter. Papua 2 perawat, 1 bidan. Nusa Tenggara Timur 1 perawat.
Kalimantan Barat 1 perawat, 1 apoteker, 1 tenaga lab medik. Jambi 1 apoteker. DPLN (Daerah Penugasan Luar Negeri) Kuwait 2 perawat. Serta 1 dokter masih dalam konfirmasi verifikasi.
Merujuk pada perbandingan statistik testing dan populasi, maka dapat disimpulkan kematian tenaga medis di Indonesia jadi yang tertinggi di Asia, dan urutan ke-3 di seluruh dunia.
Dr Adib Khumaidi selaku Tim Mitigasi PB IDI mengatakan, vaksinasi tidak akan maksimal jika masyarakat masih menganggap sepele wabah ini dan tidak menaati peraturan yang ada.
Pihaknya juga meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan strategi testing secara serentak bagi seluruh lapisan masyarakat guna mengendalikan ledakan wabah.
“Testing ini dibutuhkan untuk bukan hanya screening (penyaringan), namun juga tracing (penelusuran) dan evaluasi penyembuhan. Saat ini angka testing di Indonesia masih baru mencapai kurang dari 5 persen dari total populasi penduduk Indonesia,” kata Adib melansir Bantennews (jaringan Suara.com), Kamis (28/1/2021).
Terkait Indonesia yang belakangan semakin banyak dilanda bencana alam, Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia, dr Mahesa Paranadipa Maikel mengingatkan penntingnya antisipasi penumpukan warga di satu tempat.
Hal itu bertujuan agar meminimalisir penularan Covid-19 guna menghindari munculnya kluster penularan baru. Selain itu, ia juga berharap petugas lapangan memperhatikan pengaturan sirkulasi udara di lokasi penampungan pengungsi bencana alam tetap terjamin.
“Sehingga bila ada pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan maka harus segera diperiksa dan jika kondisi kesehatannya mengarah pada ‘suspect covid’ maka harus dilakukan testing dan jika ada pengungsi yang didapati terkonfirmasi covid melalui PCR maka harus segera dilakukan tracing (penelusuran) agar tidak terjadi penularan yang besar di klaster pengungsian dan penanganan pengungsi bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Berita Terkait
-
Trump Tarik AS dari WHO! Salahkan Penanganan COVID-19
-
Kronologi Dewi Soekarno Didenda Pengadilan Jepang Rp3 Miliar Gegara Pecat Karyawan
-
Gara-Gara Kabar Perceraian Sherina Munaf dan Baskara Mehendra, Istilah Lavender Marriage Trending
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
-
Saat Shin Tae-yong Bertaruh Nyawa: Penyakit Kronis Saya Memburuk
Tag
Terpopuler
- Bongkar Dalang Pagar Laut Tangerang, AGRA Sebut Jokowi Orang yang Paling Harus Bertanggung Jawab
- TNI AL Terjunkan Tank Amfibi Bongkar Pagar Laut di Tangerang, Said Didu: Ini Simbol Hadirnya Negara
- Beda Cara Jawab, Public Speaking Gibran Dibandingkan dengan Kholid Nelayan Banten: Malu sama Rakyat..
- Aset Hibah yang Diterima Mayor Teddy Tak Boleh Ditarik Lagi, Hukumnya Seperti Anjing Jilat Muntahnya
- Ragnar Oratmangoen dan Jay Idzes Permalukan Erik Ten Hag: Menang 2-1
Pilihan
-
Susunan Pemain Timnas Indonesia U-20 vs Jordania: Jens Raven Cedera, Ragil Tumpuan
-
Tawa Lepas Jokowi Usai Dikaitkan Kasus Pagar Laut: Investigasi Dong!
-
Kampung Rusia di Ubud Bali Ditutup, Bos Jerman Dipenjara
-
Danantara Mandek, Erick Thohir: Tunggu Saja!
-
Review We Are Cooking: Taste of Life, Game Simulasi Koki yang Menantang
Terkini
-
Inilah 5 Perbedaan Samsung Galaxy A55 5G dengan Samsung Galaxy A35 5G
-
Longsor di Batam, 13 Orang Dievakuasi, 4 Masih Dicari
-
Konsultan Keamanan Siber: Tak Ada Serangan Siber Ransomware pada Sistem Perbankan BRI
-
Membongkar Hoax Ransomware yang Dikaitkan dengan BRI
-
BRI Menjamin Keamanan Data dan Dana, Transaksi Tetap Normal