Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 18 November 2020 | 09:04 WIB
Habib Rizieq Shihab (HRS) menyapa massa yang menjemputnya di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (10/11/2020). [ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal]

Hal itulah yang menurut Refly membuat Habib Rizieq khawatir.

"Sama seperti Habib Rizieq, tinggal dilihat mana kasus dia yang akan dibuka lagi dan akan dilaporkan kembali, meskipun sudah dikenakan SP3," lanjutnya.

"Jadi sangat gampang untuk mencari terkait dengaan UU ITE, menebar kebencian, permusuhan, melakukan penghinaan," tukas Refly.

Refly lantas menyarankan kepada Jokowi agar tidak perlu menanggapi ajakan rekonsiliasi. Jokowi cukup bersikap demokratis.

Baca Juga: Respons Rabithah Alawiyah soal 'Ceramah Lonte' Habib Rizieq

Istana Tanggapi Dingin Ajakan Habib Rizieq

Rizieq menyatakan siap untuk melakukan rekonsiliasi dengan pemerintahan Jokowi. Namun, ia menawarkan beberapa syarat sebelum rekonsiliasi tersebut digelar.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab tiba di markas Front Pembela Islam, Petamburan, Jakarta, Selasa (10/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Syarat utama yang perlu dilakukan untuk melakukan rekonsiliasi adalah dengan melakukan dialog.

Menurut Rizieq, jalan perdamaian mustahil bisa terwujud jika dialog tersebut tidak dibangun antara kedua belah pihak.

"Teriak-teriak rekonsiliasi, mana mungkin digelar tanpa ruang dialog dibuka. Buka dulu pintu dialognya baru rekonsiliasi," kata Rizieq dikutip dari siaran YouTube Front TV, Kamis (12/11/2020).

Baca Juga: Ustaz Maulana Ungkap Sisi Lain Nikita Mirzani, Bantu Gaji Guru Ngaji

Ia mengaku siap untuk melakukan rekonsiliasi kapanpun. Bahkan, ia juga mengaku bersedia jika harus berbicara selama berjam-jam demi perdamaian.

Load More