
SuaraBatam.id - Indonesia selalu tidak pernah habis membuat decak kagum. Tidak hanya dari mancanegara bahkan juga dari warga negaranya sendiri.
Indonesia adalah bangsa yang kaya, saking kayanya sampai-sampai mungkin warga Indonesia tidak hapal semua flora fauna endemik di Indonesia.
Tidak hanya flora dan fauna, Indonesia juga menjadi rumah bagi ribuan suku yang ada di dalamnya. Namun, kekinian semakin banyak suku pedalaman yang kian terpinggirkan bahkan lama kelamaan punah karena berbagai akibat. Salah satunya perusakan hutan yang diakibatkan kerakusan manusia itu sendiri.
Di Kepulauan Riau, masih ada beberapa suku asli setempat yang hingga kini terus bertahan dengan berbagai gempuran. Berikut diantaranya,
Baca Juga: Pemprov Banten dan Pemkab Serang Saling Tuding Izin Galian di Desa Sanding
1. Suku Hutan, Batam
Pulau Batam memang terkenal sebagai salah satu pulau yang identik dengan berbagai kemajuan. Bahkan, sudah menjadi rahasia umum di Batam adalah surganya gadget.
Tapi tahukah anda, di Batam masih ada suku pedalaman yang hingga kini menempati wilayahnya. Suku tersebut dikenal dengan sebutan suku hutan.
Mereka merupakan salah satu suku terasing di Batam. Suku hutan terancam punah karena kurang mendapat perhatian.
Sekitar tahun 1970-an, ada 70 kepala keluarga atau 150 jiwa suku hutan yang mendiami pulau Rempang di Batam. Kini, diperkirakan jumlahnya hanya 13 jiwa dari 8 kepala keluarga.
Baca Juga: Dirjen Pajak Kini Bisa Intip Transaksi Holding Tambang BUMN
Melansir Digstraksi (jaringan Suara.com), seorang anak sesorang sesepuh mengatakan, enyebab suku ini hampir punah karena kebiasaan suku yang pindah keluar daerah dan tidak kembali lagi setelah berada di rantau. Selain itu, kebiasaan suku hutan yang gemar minum tuak menyebabkan mereka jatuh sakit dan meninggal.
Suku mentawai adalah suku kuno yang berada di kepulauan Mentawai bagian dari wilayah Sumatera Barat dan utara.
Asal-usulnya yang misterius terus jadi perdebatan di kalangan peneliti. Beberapa berpendapat suku ini berasal dari bangsa polinisesa, namun beberapa kalangan mengatakan suku ini berasal dari bangsa proto-malaya atau melayu tua.
Wilayah teritorial mereka yang terisolasi membuat budayanya sangat berbeda dengan dengan suku-suku yang ada di dekatnya.
Banyaknya gemburan budaya luar yang terus menggerus suku mentawai membuat suku mentawai sudah berada pada generasi akhir. Banyak anak-anak dan remaja suku ini yang tidak lagi mengikuti budaya mentawai yang ditanamkan leluhur mereka.
3. Suku Togutil
Suku Togutil mendiami hutan Halmahera yang terancam punah akibat aktivitas pertambangan. Suku satu ini merupakan komunitas etnis dimana hidup mereka berpindah-pindah di hutan mereka tinggal di hutan Totodoku dan hutan Lolobata.
Berdasarkan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, jika perusahaan penambang terus menambang di kawasan hutan, maka suku terpencil ini akan terancam punah karena kehilangan sumber makanan mereka.
4. Suku Sakai
Suku Sakai adalah suku asli Provinsi Riau, mereka dikenal hidup nomaden atau suka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.
Sesuai dengan arti namanya, Sakai, yang berarti anak-anak negeri, yang hidupnya di sekitar sungai. Mata pencaharian suku ini pun bersumber dari hasil kekayaan yang ada di sungai, yakni ikan.
Banyak masyarakat yang beranggapan suku Sakai jauh dari kemajuan sehingga mereka seringkali diremehkan bahkan dianggap direndahkan.
Saat ini suku Sakai semakin terpinggirkan, bahkan populasi mereka sangat terancam. Penyebabnya karena tanah mereka kaya akan minyak bumi.
Akibatnya, pepohonan di wilayah mereka ditebangi dan mereka pun semakin terusir. Semakin sedikitnya hutan membuat mereka kehilangan tempat tinggal. Kini suku Sakai sudah tidak memiliki ruang untuk hidup. Sistem kebijakan yang diterapkan oleh negara justru membuat suku ini terasing dari tanah leluhur mereka.
5. Suku Rimba
Suku Rimba berada di Jambi, namun saat ini mereka semakin sulit diketahui keberadaannya akibat hutan yang digunakan sebagai tempat tinggal telah dijadikan kawasan perusahaan.
Bahkan tidak jarang dari mereka justru terpaksa harus lari dari wilayah yang sudah mereka tempati selama turun temurun. Keberadaan mereka saat ini semakin menurun. Terlebih sejak adanya kawasan sebuah perusahaan di kawasan hutan harapan.
Sejak tahun 2006, ada ratusan kepala keluarga dari suku itu harus meninggalkan kampung halamannya akibat kawasan mereka yang masuk ke dalam konsesi perusahaan.
Orang rimba merupakan salah satu komunitas terasing di provinsi Jambi. Mereka terbagi ke dalam berbagai macam-macam suku tergantung daerahnya. Pemerintah setempat memutuskan menyebut mereka dengan sebutan suku anak dalam.
Itulah beberapa suku yang mulia kehilangan tempat hidup mereka hampir berabad-abad karena keserakahan manusia lainnya. Semoga pemerintah setempat bisa membuat kebijakan yang seharusnya tidak membuat keberadaan mereka tergerus dan terpinggirkan.
Berita Terkait
-
Teknologi AI di Industri Pertambangan Buat Indonesia Jadi Negara Berpengaruh di Dunia
-
AMMAN Ungkap Teknologi dalam Pertambangan Emas di Sumbawa
-
Percepat Emisi Nol Bersih, Holding BUMN Pertambang Gunakan Strategi Ini
-
Islam dan Pertambangan Berkelanjutan: Amanah dalam Mengelola Sumber Daya Alam
-
Sidang Kasus Narkoba Eks Polisi di Batam, Saksi Ungkap Penyisihan Barang Bukti Sabu
Tag
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Memutuskan Pindah Homebase Musim Depan, Dua Tim Promosi Angkat Kaki
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp60 Jutaan: Pilihan untuk Keluarga Baru, Lengkap Perkiraan Pajak
Pilihan
-
Geely Auto Luncurkan Galaxy Cruiser, Mobil Berteknologi Full AI di Auto Shanghai 2025
-
Jakmania Bersuara: Lika Liku Sebarkan Virus Orange di Kandang Maung Bandung
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Hasil BRI Liga 1: Dibantai Borneo FC, PSIS Semarang Makin Terbenam di Zona Degradasi
-
5 Rekomendasi HP dengan Kecerahan Layar Maksimal di Atas 1000 Nits, Jelas dan Terang di Luar Ruangan
Terkini
-
5 Alasan Mengapa Mobil Rental adalah Pilihan Cerdas untuk Liburan Anda
-
Inilah 5 Kebiasaan yang Membuat Tagihan Listrik Bisa Bengkak!
-
Mantri Perempuan BRI Ini Refleksikan Semangat Kartini: Tanpa Lelah Berdayakan Pengusaha Mikro
-
Rayakan Hari Kartini, BRI Perkuat Komitmen pada Kesetaraan Gender, Berdayakan Kaum Perempuan
-
BRI Dukung Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Tembus Pasar Global